Postingan

Kala Kantuk Menyerang

Gambar
Siapa yang akan menyangkal bahwa tidur jadi kebutuhan primer insan di dunia? Saya rasa tentu saja tidak ada. Semua pasti mengerti bahwa 1/3 waktu harian kita akan berkisar pada kasur dan ranjang, walaupun terkadang terdapat variasi antar setiap individu. Percaya atau tidak, tidur menjadi sebuah hal mutlak yang tidak bisa terelakan dalam kehidupan manusia. Jika kalian datang untuk berobat ke dokter, salah satu anjuran yang akan muncul dari mulut sahabat kalian ini dapat berupa "istirahat yang cukup ya" atau "jangan sering begadang". Sayangnya, kata kata manis ini hanya berlaku buat pasien, tapi tidak dalam keseharian seorang tenaga kesehatan. Jika kita tinjau persentase tidur berdasarkan tingkat profesi yang tenaga kesehatan jalani, maka akan muncul sebuah korelasi terbalik, semakin muda dokternya maka akan semakin jarang ia terlelap. Kurangnya jam tidur dokter tidaklah berkaitan dengan gaya muda anak jaman now yang penuh dengan gadget dan meme. Tumpukan tu

Terawan oh Terawan

Gambar
Siapa sih yang ga tau dokter Terawan? Dokter yang satu ini lagi naik daun gara gara teknik pengobatan "dewa" yang katanya bisa menyembuhkan banyak orang. Ga main main, dokter Terawan pelanggannya bukan cuma kelas ringan doang, tapi juga bos bos berbatik yang seringkali kita lihat di layar televisi. Kalau mereka berfoto, hmm mirip kalo partai partai lagi berkoalisi deh. Jadi apa sih masalahnya? Saat ini dr. Terawan sedang tarung serius dengan bos bos IDI. Surat pencabutan ijin praktek dr Terawan jadi senjata andalan IDI, sedangkan di kubu Terawan backup pejabat negara dan netijen terus membludak. Taggar save dr Terawan jadi salah satu trending topic terpopuler di Nusantara. Ya wajar saja taggar in terus bertambah setiap detiknya, dongkolnya hati masyarakat jadi faktor nomer wahid. Di mata masyarakat, dokter Terawan saat ini layaknya punggawa perang, eh bukan deng, cocoknya sih jadi malaikat penyelamat. Metode "cuci otak" yang beliau kembangkan disinyalir bisa meny

2 x Proses, 2 x Nikmatnya, Yakin?

Gambar
Jas putih dan stetoskop pastilah lekat dengan gaya seorang dokter. Dengan ilmu yang "kata"nya segudang serta dompet yang katanya (lagi) tebalnya seperti beton, profesi ini jadi mimpi sejuta umat. Tak hanya mengobati pasien, "makhluk sempurna" ini seringkali jadi ujung tombak dalam menghadapi berbagai masalah, mulai dari pertikaian rumah tangga hingga kegalauan remaja. Kalau belum percaya bagaimana "supreme"nya gelar dr. di mata masyarakat, lihat saja ribuan anak muda yang mati matian bermimpi untuk masuk fakultas dengan rating nomer 1 ini. Aduhai, jumlah ini belum ditambah banyaknya retaker yang percaya bahwa ketenaran hanya dapat diraih dengan menyandang gelar ini. Sayang, terkadang manusia cukup naif dengan mimpinya. Banyak yang tidak paham bahwa "stairway to heaven" fakultas kedokteran bukanlah hal yang mudah dicapai. Kita tidak bicara mengenai harga yang harus dikeluarkan untuk biaya kekeluargaannya, namun waktu dan perjuangan yang h

Verbatim

Gambar
Terik siang itu ditutup oleh rimbunnya pohon dan atap teater lab kami yang menjulang. Aku yang duduk di baris tengah hanya memandanng dedaunan meranggas di kampus kami yang kemarau, jatuh tertiup angin yang kemudian berputar-putar bak taifun di tengah taman kampus. Aku disini dengan seratus anak lainnya hanya terdiam, menunggu acara perkenalan kampus kami dimulai. Ada yang tidur mendengkur, ada yang catat hal-hal omong kosong dari para senior, sampai memberi pesan singkat pada orang tua yang terus bertanya apakah acaranya telah selesai. Pukul 2 siang, para rombongan datang. Rombongan itu berisi 5 orang laki-laki yang berbaris rapi, dengan berpakaian sangat parlente : kemeja wool putih dengan dasi warna-warni beserta clipper, berjas putih yang amat putih dan bersih, yang kurasa takada noda sedikitpun, bercelana hitam dan coklat yang rapih dan tampak disetrika dengan teliti, jatuh telat di ujung lidah sepatu mereka yang berwarna hitam dan mengkilat. Mereka masuk pintu depan dan